BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Kas
dan bank merupakan harta perusahaan yang paling liquid sehingga sangat mudah
untuk diselewengkan.Kas sangat penting artinya
karena, menggambarkan daya beli dan dapat ditransfer segera dalam perekonomian
pasar kepada setiap individu dan organisasi dalam memperoleh barang dan jasa
yang diperlukan.Kas juga menjadi begitu penting karena, perorangan, perusahaan,
dan bahkan pemerintah harus mempertahankan posisi liquiqitas yang memadai,
yakni mereka harus memiliki sejumlah uang yang mencukupi untuk membayar
kewajiban pada saat jatuh tempo agar entitas bersangkutan dapat beroperasi.
Setiap
hari hampir seluruh transaksi dalam perusahaan menyangkut dengan kas, oleh
karena itu perusahaan harus membuat suatu sistem yang kuat untuk mengontrol
pengeluaran atau penerimaan kas dan bank.
Walaupun
pengendalian intern yang dibuat oleh perusahaan kuat, namun tak selayaknya
perusahaan yakin dengan manajemen dan sistem yang dibuat, perusahaan tetap
harus melakukan pemeriksaan terhadap kas dan bank dan seluruh akun dalam
laporan keuangan perusahaan.Audit perusahaan juga turut serta dalam mengontrol
sistem tersebut, selain itu audit juga memberikan kepercayaan bahwa laporan
keuangan suatu perusahaan dapat dinyatakan benar.Sehingga setiap perusahaan
terutama perusahaan yang besar wajib mengaudit perusahaannya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
ciri-ciri/karakteristik kas dan bank ?
2. Apa
tujuan audit kas dan bank ?
3. Bagaimana
prosedur audit kas dan bank ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sifat-Sifat
Kas dan Bank
Kas
merupakan alat pertukaran dan alat pembayaran yang diterima untuk pelunasan
hutang, dan dapat diterima sebagai setoran dengan jumlah sebesar nilai
nominalnya, juga simpanan bank atau tempat lain yang
dapat diambil sewaktu-waktu.
Kas
sangat penting artinya karena, menggambarkan daya beli dan dapat ditransfer
segera dalam perekonomian pasar kepada setiap individu dan organisasi dalam
memperoleh barang dan jasa yang diperlukan.Kas juga menjadi begitu penting
karena, perorangan, perusahaan, dan bahkan pemerintah harus mempertahankan
posisi liquiqitas yang memadai, yakni mereka harus memiliki sejumlah uang yang
mencukupi untuk membayar kewajiban pada saat jatuh tempo agar entitas
bersangkutan dapat beroperasi.Kas dapat dikatakan merupakan satu-satunya pos
yang paling penting dalam neraca.Karena berlaku sebagai alat tukar dalam
perekonomian kita, kas terlihat secara langsung atau tidak langsung dalam
hampir semua transaksi usaha.
Hal ini sesuai dengan sifat/karakteristik kas yaitu :
Ø Aktif
tapi tidak produktif/Kas selalu terlibat dalam hampir semua transaksi-transaksi
perusahaan.
Untuk memperoleh
rentabilitas, kas tidak boleh dibiarkan menganggur (idle cash). Untuk
memperoleh pendapatan, kas harus diubah terlebih dahulu menjadi persediaan,
piutang dst. Tetapi juga tidak diperkenankan seluruh kas diubah bentuknya,
karena perusahaan akan kesulitan beroperasi apabila tidak disediakan kas yang
memadai. Dari kondisi ini maka manajemen harus mampu menciptakan adanya
keseimbangan antara kedua kepentingan tersebut.
Ø Tidak
memiliki identitas kepemilikan,sehingga mudah dipindah tangankan.
Dengan
kondisi ini maka manajemen harus yakin bahwa:
·
Setiap pengeluaran kas harus sesuai
dengan tujuan
·
Semua uang yang seharusnya diterima,
benar-benar diterima
·
Tidak ada penyalahgunaan terhadap uang
milik perusahaan
Ø Penting
buat perusahaan dalam Perencanaan & Pengawasan Kas
Ada
beberapa item yang perlu dipertimbangkan dalam akuntansi kas:
1. Sertifikat
deposito (certificates deposit / CDs), sertifikat
deposito harus diklasifikasikan sebagai investasi jangka pendek dan bukan kas.
Sebab CDs dapat dicairkan apabila telah jatuh tempo, hal ini berarti ada
batasan penggunaan kas
2. Cek
Mundur (Postdated Checks), cek yang dapat diuangkan pada tanggal yang
tercantum dalam cek tersebut. Cek mundur dapat diklasifikasikan sbg kas setelah
tanggal cek tersebut dapat diuangkan
3. Cek
kosong (Not sufficient funds), terjadi karena rekening koran perusahaan
yang mengeluarkan cek tidak mempunyai dana, cek dalam keadaan rusak atau
kesalahan informasi yang tercantum dlam cek. Item ini lebih tepat dilaporkan
sebagai piutang daripada kas
4. Biaya
yang dibayar dimuka, item seperti perangko, uang muka karyawan, asuransi
dibayar dimuka, sewa dibayar dimuka, lebih tepat dilaporkan sebagai biaya
dibayar dimuka dari pada kas
5. Bank
Overdraft, terjadi karena pemilik dana (deposan) menulis cek
dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah dana yang disimpan di
bank. Item ini dilaporkan sebagai utang lancar
6. Cek
yang belum dikirimkan (undelivered checks), cek yang telah dibuat tetapi
belum diserahkan kepada pihak yang berhak menerima. Jika pada tanggal
neraca terdapat item seperti ini, maka dapat diklasifikasikan sebagai kas.
7. Saldo
kompensasi (Compensating balances), merupakan saldo minimum yang harus
dipertahankan di bank sebagai jaminan atas sejumlah dana yang dipinjam. Saldo
kompensasi harus diungkap dalam catatan atas statemen keuangan perusahaan.
Karena sifat-sifat
tersebut, sering terjadi kecurangan-kecurangan terhadap kas yang meliputi:
Ø Check
kiting, terjadi apabila pada suatu saat (akhir periode)
suatu transfer dana dibuat dengan cek dari suatu rekening bank dimasukkan
sebagai deposit ke rekening bank lain, tetapi tidak ada pencatatan yang
mengurangi jumlah uang kas pada rekening bank yang ceknya dikeluarkan, ditunda
sampai awal periode berikutnya. Laporan bank yang menerima transfer diharapkan
akan menambah kas perusahaan sejumlah transfer, atau kalau tidak, dinyatakan
ada setoran dalam perjalanan. Sementara itu tidak ada pengurangan kas pada bank
yang ceknya dikeluarkan. Dengan demikian kekurangan uang kas untuk sementara
dapat disembunyikan, atau jumlah uang kas dilaporkan lebih besar dari yang
sebenarnya.
Ø Lapping,
terjadi apabila hasil penagihan piutang dari suatu langganan tidak dicatat,
kemudian penerimaan kas dari langganan yang lain berikutnya di kreditkan pada
rekening piutang yang tidak dicatat tersebut. Misalkan perusahaan menerima
piutang berturut-turut Rp 30; Rp 40 dan Rp 50 berturut-turut dari X, Y dan Z.
Penerimaan piutang dari X tidak dicatat, kemudian penerimaan piutang dari Y
dikreditkan pada rekening X, dan selanjutnya penerimaan piutang dari Z
dikreditkan pada rekening Y. Demikian selanjutnya, sehingga selalu ada
penundaan terhadap pengakuan jumlah uang kas.
Ø Penjualan
kredit tidak dicatat, kemudian hasil penagihannya tidak dimasukkan sebagai kas
perusahaan.
Ø Pembebanan
cek-cek pribadi ke perusahaan.
Ø Pelunasan
piutang tidak dicatat sebagai penambahan kas tetapi mendebit rekening cadangan
kerugian piutang atau cadangan lain.
Untuk
menghindari terjadinya kecurangan terhadap kas tersebut diatas diterapkan
sistem pengawasan intern terhadap kas yang meliputi pengawasan administratif
maupun pengawasan akuntansi.Pengawasan administratif berkaitan dengan struktur
organisasi dan prosedur-prosedur yang dibutuhkan untuk mengelola dan mengatur
otorisasi transaksi-transaksi kas.Pengawasan akuntansi merupakan suatu sistem
yang diterapkan untuk menjamin bahwa transaksi-transaksi kas dilakukan sesuai
dengan sistem otorisasi yang berlaku, dicatat secara lengkap sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku.
Bank
Pada
Pasal 1 (butir 2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, dikatakan bahwa “Bank badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
Dari
definisi di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:”Usaha pokok bank
adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, seperti tabungan, deposito, maupun
giro, dan menyalurkan dana simpanan tersebut kepada
masyarakat yang membutuhkan, baik dalam bentuk kredit maupun bentuk-bentuk lain nya”.
Namun,
pengertian bank yang akan kita bahas adalah bukan bank sebagai lembaga, namun
bank disini adalah rekening perusahaan yang digunakan untuk membiayai
perusahaan. Menurut SAK yang dimaksud dengan bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang
dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
Perusahaan
membagi kas menjadi dua, yaitu kas bank dan kas yang ada dalam perusahaan. Hal
ini dilakukan minimal untuk mengolah kas agar bermanfaat untuk perusahaan
(dengan membungakan uang di bank) selain itu perusahaan menjadikan ini sebuah
sistem untuk menghidari terjadinya hal yang tidak diinginkan seperti
penyelewengan kas oleh karyawan, kehilangan, dan lainnya.
Yang termasuk kas/bank antara lain:
a. Uang
tunai baik mata uang sendiri (yang disahkan pemerintah) maupun mata uang asing.
b. Cek
dan Bilyet Giro
c. Simpanan di Bank dalam bentuk giro
d. Traveler’s
Chek yaitu cek yang dikeluarkan khusus untuk perjalanan (Turisme Bisnis).
e. Momey
Order yaitu surat penting membayar sejumlah uang tertentu berdasarkan keperluan
pengguna.
f. Cashier’s
Chek yaitu cek yang dibuat oleh suatu bank untuk suatu saat dicairkan di bank
itu juga.
g. Bank
Draft yaitu cek atau perintah membayar dari suatu bank yang mempunyai rekening
di bank lain, yang dikeluarkan atas permintaan seseorang atau nasabah melalui
penyetoran lebih dulu di bank pembuat.
Sedangkan yang tidak termasuk kas
adalah
a. Deposito
berjangka (time deposit)
b. Cek
mundur dan cek kosong
c. Uang
yang disediakan untuk tujuan tertentu (sinking fund)
d. Rekening
giro yang tidak dapat segera digunakan
e. Surat
berharga
f. Perangko
A.1. Pengendalian Intern Kas (Kas di Bank)
Manfaat
Bank
:
1. Memiliki
pengendalian internal yang dapat diandalkan.
2. Meminimalkan
jumlah uang tunai.
3. Menyediakan double record untuk seluruh transaksi dengan bank
4. Satu
catatan oleh perusahaan
5. Saru
catatan oleh bank
6. Membantu
perusahaan menjaga kas dengan memanfaatkan bank atas setiap penerimaan dan
penerbitan chek/Bilyet Giro
Pengendalian
Intern Kas di perusahaan sangat penting dilakukan karena untuk menghindari
kecurangan – kecurangan yang berbentuk penggelapan uang atau yang lainnya yang
mengakibatkan asset perusahaan berkurang serta perusahaan mengalami kerugian.
Pengendalian
kas ada 2 yaitu:
a. Pengendalian
untuk Penerimaan Kas
· Semua
penerimaan kas harus segera dicatat
· Hendaknya
semua penerimaan kas pada hari itu juga harus disetor ke bank
· Adanya
pemisahan fungsi antara petugas yang menangani penerimaan kas dilakukan dengan
mesin cash register
b. Pengendalian
untuk Pengeluaran Kas
·
Semua pengeluaran kas harus dilalakukan
dengan menggunakan cek, kecuali pengeluaran yang jumlahnya kecil yang tidak
efisien jika dilakukan menggunakan cek dapat dilakukan dengan menggunakan dana
kas kecil.
·
Cek harus ditandatangani minimal 2 orang
pejabat
·
Cek yang batal digunakan/salah tulis
harus diasir dengan rapi
·
Hendaknya
diberikan cap lunas untuk bukti dan cek yang sudah dikeluarkan
Rekonsiliasi
Bank
Apabila
setiap penerimaan uang disetor ke bank dans etiap pengeluaran uang (kecuali
jumlahnya relative kecil) menggunakan cek maka rekening kas akan dapat
dibandingkan dengan laporan bank. Biasanya laporan bank diterrima bulanan dan
akan direkonsiliasi dengan catatan kas dan catatan bank. Selain itu
rekonsiliasi juga beguna untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang
sudah terjadi di bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan.
Rekonsiliasi laporan bank sebaiknya dibuat oleh pegawai yang tidak mempunyai kepentingan terhadap kas, agar penyusunan rekonsiliasi bank ini dapat digunakan untuk mengecek catatan-catatan kas dan bank. Dalam membuat rekonsiliasi laporan bank perlu diketahui bahwa yang direkonsiliasikan itu adalah catatan perusahaan dan bank, sehingga harus dibuat perbandingan antara keduanya agar dapat diketahui perbedaan-perbedaan yang ada.
Rekonsiliasi laporan bank sebaiknya dibuat oleh pegawai yang tidak mempunyai kepentingan terhadap kas, agar penyusunan rekonsiliasi bank ini dapat digunakan untuk mengecek catatan-catatan kas dan bank. Dalam membuat rekonsiliasi laporan bank perlu diketahui bahwa yang direkonsiliasikan itu adalah catatan perusahaan dan bank, sehingga harus dibuat perbandingan antara keduanya agar dapat diketahui perbedaan-perbedaan yang ada.
Hal-hal
yang menimbulkan perbedaan dapat digolongkan sebagai berikut :
§ Elemen-elemen
yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan tetapi belum dicatat oleh
bank.
Contoh
:
1. Setoran
yang dikirimkan ke bank pada akhir bulan tetapi belum diterima oleh bank sampai
bulan berikutnya (setoran dalam perjalanan).
2. Setoran
yang diterima oleh bank pada akhir bulan, atetapi dilaporkan sebagai setoran
bulan berikutnya,karena laporan bank sudah terlanjur dibuat (setoran dalam
perjalanan).
3. Uang
tunai yang tidak disetorkan ke bank.
§ Elemen-elemen
yang sudah dicatat sebagai penerimaan oleh bank tetapi belum dicatat oleh
perusahaan
Contoh
:
1. Bunga
yang diperhitungkan oleh bank terhadap simpanan, tetapi belum dicatat dalam
buku perusahaan (jasa giro).
2. Penagihan
wesel oleh bank, sudah dicatat oleh bank sebagai penerimaan tetapi perusahaan
belum mencatatnya.
§ Elemen-elemen
yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran tetapi bank belum
mencatatnya.
Contoh :
1. Cek-cek
yang beredar (outstanding checks) yaitu cek yang sudah dikeluarkan oleh
perusahaan dan sudah dicatat sebagai pengeluaran kas tetapi oleh yang meneriman
belum diuangkan sehingga bank belum mencatatnya sebagai pengeluaran.
2. Cek
yang sudah ditulis dan sudah dicatat dalam jurnal pengeluaran uang tetapi
ceknya belum diserahkan kepada yang dibayar,maka cek tersebut belum merupakan
pengeluaran oleh karena itu jurnal pengeluaran kas harus dikoreksi pada akhir
periode.
§ Elemen-elemen
yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran tetapi belum dicatat oleh
perusahaan.
Contoh
:
1. Cek
dari langganan yang ditolak oleh perusahaan karena kosong tetapi belum dicatat
oleh perusahaan.
2. Bunga
yang diperhitungkan atas overdraft (saldo kredit kas) tetapi belum dicatat oleh
perusahaan.
3. Biaya
jasa bank yang belum dicatat oleh perusahaan.
Rekonsiliasi bank dapat dibuat
dalam 2 macam cara yang berbeda :
I.
Rekonsiliasi saldo akhir yang bisa
dibuat dalam 2 bentuk :
1. Laporan
rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar
2. Laporan
rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas.
II.
Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan,
pengeluaran dansaldo akhir yang bisa dibuat 2 bentuk :
1. Laporan
rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas (4 kolom).
2. Laporan
rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukan saldo yang benar (8
kolom).
B.
Tujuan
pemeriksaan (audit objectivities) kas dan bank.
1. Untuk
memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan bank
serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.Jika auditor dapat
meyakinkan dirinya bahwa internal control atas kas dan bank serta transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas dan bank berjalan efektif maka luasnya
pemeriksaan dalam melakukan substantive test dapat diperkecil. Untuk itu pihak
intern (manajemen) harus membangun suatu sistem yang kuat dan benar-benar
menjalaninya.
2. Untuk
memeriksa apakah saldo kas dan bank yang ada di neraca per tanggal neraca
betul-betul ada dan dimiliki perusahaan.Auditor harus meyakinkan bahwa kas dan
bank benar-benar ada milik perusahaan dan bukan milik pribadi direksi atau
pemegang saham. Karena itu auditor harus melakukan kas opname dan mengirim konfirmasi
bank.
3. Untuk
memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan bank. Misalnya
adanya dana yang disisihkan untuk membayar bunga obligasi atau membayar
kewajiban-kewajiban perusahaan. selain itu mungkin saja terjadi rekening giro
perusahaan yang dibekukan karena adanya masalah hukum.
4. Untuk
memeriksa seandainya ada saldo kas dan bank dalam valuta asing, apakah saldo
tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI
pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebenkan atau
dkreditkan ke rugi laba tahun berjalan.
5. Untuk
memeriksa apakah penyajiannya di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
Menurut
SAK:
·
Kas dan bank disajikan di neraca sebagai
harta lancar.
·
Kas dan bank yang penggunaanya dibatasi
dapat dimasukan dalam harta lancer hanya jika pembatasan tersebut dilakukan
untuk menyisihkan dana untuk melunasi kewajiban jangka pendek atau jangka
pembatasan tersebut hanya berlaku selama satu tahun.
·
Saldo kredit pada perkiraan bank
disajikan pada kelompok kewajiban jangka pendek.
·
Saldo kredit dan debet rekening giro
pada bank yang sama dapat digabung dan disajikan pada neraca sebagai satu
kesatuan.
C.
Prosedur Pemeriksaan (Audit) Kas
dan Bank
Untuk
mencapai tujuan audit kas dan bank adalah dengan melakukan prosedur audit
sebagai berikut:
1. Pahami
dan evaluasi internal control atas kas dan bank serta tansaksi penerimaaan dan
pengeluaran kas dan bank. Proses memahami dan mengevaluasi internal control
atas kas dan bank serta transaksi penerimaan kas dan bank. Merupakan yang
sangat penting dalam proses pemeriksaan akuntan.kas dan bank.
2. Hasil
evaluasi internal control ata kas dan bank serta transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas dan bank berupa kesimpulan apakah internal control tersebuat
berjalan efekrif atau tidak. Jika auditor menyimpulkan bahwa internal control
efektif, berarti luasnya pengujian atas kewajaran saldo kas dan bank pertanggal
neraca bisa dipersempit, karena kemungkinan terjadinya kesalahan adalah kecil
dan jika kesalahan terjadi akan bisa segera ditemukan oleh pihak perusahaan.
untuk memahami internal control yang terdapat di perusahaan, auditor bisa
melakukan Tanya jawab dengan klien dengan menggunakan internal control
questionnaires. Kemudian dari hasil Tanya jawab digambarkan lebih lanjut dengan
flowchart dalam bentuk cerita.
3. Brdasarkan
jawaban ICQ, flowchart dan pejelasan naratif (jika ada), auditor bisa
mengevaluasi internal control yang ada secara teoritis dan menarik kesimpulan
sementara apakah internal control atas kas dan Bank serta penerimaan dan
pengeluaran kas/bank, baik sedang atau lemah. Jika disimpulkan Sementara bahwa
internal control baik, auditor harus melakukan tes atas transaksi penerimaan
dan pengeluaran kas/bank, untuk membuktikan apakah internal control berjalan
baik atau tidak.
4. Yang
diambil sebagai sampel biasanya bukti penerimaan kas/bank dan bukti pengeluaran
kas atau bank atau nomor cek atau nomor giro. Jika disimpulkan sementara bahwa
internal control lemah, auditor tidak perlu mengadakan tes, tetapi langsung
mengadakan substantive tes yang diperluas. Karena biasanya jika tetap dilakukan
compliance test, kesimpulan akhir tetap menyatakan bahwa internal control
lemah. Kemudian auditor harus menambil kesimpulan akhir, apakah internal
control baik, sedang atau lemah. Setelah itu dilakukan substantive atas saldo
kas atau Bank.
5. Audit
prosedur untuk compliance test harus dipisahkan dari audit prosedur untuk
substantive test, begitu juga dengan kertas kerja pemeriksaannya. Hasil
quetionaires dengan klien akan didokumentasikan oleh auditor dalam bentuk
naratif.
6. Langkah
berikutnya , auditor harus melakukan compliance test (pengujian ketaatan)
,namun sebelumnya perlu disusun audit program untuk pengujian ketaatan atas
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas/bank.
Ø Penerimaan
dan pengeluaran kas/bank sebagai berikut :
1. Ambil
sampel bukti penerimaan kas/bank secara random
2. Periksa
bukti penerimaan kas/bank berikut,
3. Periksa
apakah posting ke buku besar sudah dilakuan dengan benar
4. Tarik
kesimpulan mengenai hasil compliance test.
5. Buat
Top Schedule cash on hand and in bank per tnggal neraca (missal per 31 – 12-
1994) atau kalau belum selesai, boleh per 31-10-1994 atau 31-11-1994;
penambahan mutasi akan diperiksa kemudian, apakah ada hal-hal yang unusual
(diluar kebiasaan) atau tidak.
6. Lakukan
cash count (perhitungan fisik luang kas) per tanggal neraca, bias juga sebelum
atau sesudah tanggal neraca.Jika klien menggunakan inprest fund system untuk
kas kecilnya, cash count bisa dilakukan kapan saja karena saldo kas selalu
tetap. Jika digunakan fluctuating fund system maka cash count sebaiknya
dilakukan tidak jauh dari tanggal neraca agar tidak mengalami kesulitan sewaktu
melakukan perhitungan maju atau mundur ke tanggal neraca atau saldo kas per
minggu per tanggal cash count ditambah atau dikurangi dengan penerimaan atau
pengeluaran sebelum atau sesudah tanggal neraca.
7. Kirim
konfirmasi atau dapatkan pernyataansaldo dari kasir dalam hal tidak dilakukan
kas opname.Untuk kas yang berada di cabang yang jauh dan saldonya tidak besar
tidak perlu auditor khusus mengunjungi cabang tersebut untuk melakukan kas
opname karena tidak berimbang cost dan benefit sehingga cukup dikirim surat
konfirmasi atau diminta pernyataan saldo dari kasir.
8. Kirim
konfimasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan.
9. Minta
rekonsiliasi bank per tanggal neraca (misalnya per 31-12-1994), kalau terpaksa
karena belum selesai yang Desember, dapat diminta per 31-11-1994.
10. Lakukan
pemeriksaan atas rekonsiliasi bank tersebut.
11. Review
jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian kredit untuk
mengetahui apakah ada pembtasan dari rekening bank yang dimiliki
perusahaan.Saldo rekening bank yang penggunaannya lebih dari satu tahun tidak
boleh dikelompokkan sebagai harta lancar dan harus dijelaskan pada catatan atas
laporan keuangan. Pembatasan tersebut bisa terjadi karena rekening dibekukan,
sinking fund.
12. Periksa
inter bank transfer ± 1 minggu sebelum dan sesudah tangga; neraca, untuk mengetahui
adanya kitting dengan tujuan untuk window dressing.
13. Periksa
transaksi kas sesudah tanggal neraca (subsequent payment and subsequent
collection) sampai mendekatitanggal selesainya pemeriksaaan lapangan. Tujuan
adalah untuk mengethui apakah ada unrecorded liabilities (kewajiban yang belum
tercacat) per tanggal neraca yang belum dibayar diperiode berikutnya. Tujuan
lain untuk mengetahui apakah hutang per tanggal neraca sudah dulunasi diperiode
berikutnya, sehingga auditor lebih yakin mengenai kewajaran saldo utang per
neraca.
14. Sendainya
ada saldo kas dan bank dalam mata uang asing per tanggal neraca, periksa apakah
saldo tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs
tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah
dibebankan atau dkreditkan pada rugi laba tahun berjalan. Kurs tengah BI adalah rata-rata kurs
beli dan kurs jual.
15. Periksa
apakah penyajian kas dan bank di neraca dan catatan atas laporan keuangan,
sesuai dengan prinsip akuntansiyang belum berlaku umum.
16. Buat
kesimpulan di Top Schedule kas dan bank atau di memo tersendiri mengenai
kelayakan dari cash on hand and in bank, setelah kita menjalankan seluruh audit
prosedur di atas.
BAB III
PENUTUP
Kas
merupakan alat pertukaran dan alat pembayaran yang diterima untuk pelunasan
hutang, dan dapat diterima sebagai setoran dengan jumlah sebesar nilai
nominalnya, juga simpanan bank atau tempat lain yang dapat diambil
sewaktu-waktu.
Sifat/karakteristik
kas yaitu :
ü Aktif
tapi tidak produktif
ü Tidak
memiliki identitas kepemilikan
ü Penting
buat perusahaan dalam Perencanaan & Pengawasan Kas
Yang
termasuk kas/bank antara lain:
a. Uang
tunai baik mata uang sendiri (yang disahkan pemerintah) maupun mata uang asing.
b. Cek
dan Bilyet Giro
c. Simpanan di Bank dalam bentuk giro
d. Traveler’s
Chek yaitu cek yang dikeluarkan khusus untuk perjalanan (Turisme Bisnis).
e. Momey
Order yaitu surat penting membayar sejumlah uang tertentu berdasarkan keperluan
pengguna.
f. Cashier’s
Chek yaitu cek yang dibuat oleh suatu bank untuk suatu saat dicairkan di bank
itu juga.
g. Bank
Draft yaitu cek atau perintah membayar dari suatu bank yang mempunyai rekening
di bank lain, yang dikeluarkan atas permintaan seseorang atau nasabah melalui
penyetoran lebih dulu di bank pembuat.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A. 1998. Auditing Suatu Pendekatan Terpadu. Jakarta: Erlangga.
Agoes, Sukrisno. 2007. Auditing ( Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan
Publik. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.
Amir, Yusuf. 1999. Auditing. Jakarta: Salemba Empat
No comments:
Post a Comment